Indonesia Pertimbangkan Pengurangan Impor Barang Konsumsi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pada hari Selasa Kementerian Keuangan, bersama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, akan bekerja sama untuk mengidentifikasi lebih dari 500 barang-barang konsumsi yang diimpor yang dapat diganti dengan produk lokal.

Kepala kebijakan fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan langkah-langkah pengurangan impor untuk barang-barang konsumen sedang dalam pembahasan dan bahwa kementerian akan mengeluarkan peraturan tentang masalah tersebut.

“Kami menandakan bahwa barang-barang konsumsi impor yang memiliki pengganti yang diproduksi secara lokal akan diidentifikasi untuk pajak atau bea masuk impor tambahan,” katanya.

Indonesia mengimpor barang-barang konsumen senilai US $ 8,18 miliar selama semester pertama, naik 21,64 persen dibandingkan dengan $ 6,73 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu, data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan.

Meskipun meningkat, barang-barang konsumen mewakili bagian yang relatif kecil dari total impor negara itu sebesar 9,19 persen, dibandingkan dengan bagian bahan baku dan barang modal masing-masing pada 74,67 persen dan 16,14 persen.

Nilai tukar rupiah sedikit menguat sebesar 0,16 persen menjadi Rp14.584 per dolar Amerika Serikat pada hari Selasa dari Rp14.615 sehari sebelumnya. Setelah terdepresiasi dalam beberapa bulan terakhir, rupiah menghadapi tekanan baru dari kekhawatiran global bahwa Turki, juga pasar yang sedang berkembang, sedang menuju ke krisis yang serius.

Defisit melebar

Sementara itu, defisit akun berjalan melebar menjadi $ 8 miliar pada kuartal kedua dari $ 5,7 miliar pada kuartal sebelumnya. Angka terbaru sama dengan 3 persen dari PDB negara itu.

Defisit dalam neraca berjalan berarti negara mengimpor lebih banyak barang dan jasa dibandingkan dengan yang diekspor, menambah kerentanan mata uang karena membutuhkan modal asing untuk memenuhi permintaan di pasar valuta asing domestik.

Pengurangan impor sendiri bisa meningkatkan daya jual dari masyarakat Indonesia jika memutuskan menggunakan berbagai produk dalam negeri. Indonesia sendiri sebenarnya pada beberapa sektor memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan baraang konsumsi, sayangnya ini kadang tidak diakomodasi secara maksimal oleh pemerintah sehingga menyulitkan berbagai pengusaha lokal untuk bertahan dan lebih berkembang.