KPI Himbau Media Terkait Penyangan Berita Terorisme

KPI Himbau Media Terkait Penyangan Berita Terorisme

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah mengeluarkan pemberitahuan yang melingkar kepada badan penyiaran publik, jaringan televisi dan radio untuk tidak melakukan uji siaran langsung terkait dengan terorisme.

Dalam edaran yang dirilis pada hari Jumat, KPI mengatakan itu membuat keputusan untuk menegakkan otoritas pengadilan, memastikan keberhasilan pengadilan, melindungi keamanan petugas pengadilan dan saksi, serta mengekang potensi penyebaran ideologi ekstrim dan mencegah orang-orang dari mengidolakan teroris.

Dalam sebuah diskusi tentang siaran langsung dari percobaan teror pada 28 Mei, juru bicara Polisi Nasional Insp. Jendral Setyo Wasisto mengatakan liputan uji coba teror yang berlangsung lama mungkin meningkatkan simpati dari orang-orang tertentu dan menjadikan tersangka teroris sebagai teladan.

Ini bisa menginspirasi orang, yang tidak yakin dan tidak tertarik pada awalnya, menjadi tertarik [dalam terorisme].”

Setyo mengatakan polisi telah menerima protes keras di seluruh dunia ketika gambar tersangka serangan teror Bali melambai dan tersenyum menjadi viral. “‘Bagaimana bisa [teroris] mendapatkan ruang sebesar itu?’ Itu yang mereka katakan, ”kenang Setyo.

Imam Wahyudi, anggota Dewan Pers, mengatakan pemerintah harus memperhatikan baik konten media dan kepentingan publik.

Masyarakat tidak hanya membutuhkan informasi tentang masalah ini tetapi juga jaminan bahwa mereka dapat memiliki kehidupan yang baik, aman dan damai,” kata Iman.

Siaran langsung sidang teroris

Pada tanggal 25 Mei, tiga hari sebelum diskusi, sidang Aman Abdurrahman, ideolog kunci untuk gerakan Negara Islam di Indonesia, ditangguhkan sebentar karena bunyi seperti ledakan.

Setelah diselidiki ternyata bunyi tersebut bersumber bukan dari bom atau bahan yang berbahaya.

Dengan hal ini, KPI menghimbau segala sesuatu yang berhubunga ndengan isu terorisme sebaiknya tidak sembarangan ditayangkan khususnya saat live. Memang isu terorisme beberapa hari terakhir menjadi isu yang sangat sering diangkat ke media karena memang terjadi beberapa serangan terorisme yang terjadi dibeberapa daerah yang ada di Indonesia. Ini juga terjadi secara berentetan sehingga membuat pemberitaan terorisme terus di blow-up.