Demokrat Akan Tuntut Asia Sentinel Terkait Pemberitaan SBY

Demokrat Akan Tuntut Asia Sentinel Terkait Pemberitaan SBY

Partai Demokrat akan menuntut situs berita yang berbasis di Hong Kong, Asia Sentinel atas laporannya yang menuduh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono terlibat dalam “konspirasi kriminal besar” untuk menipu US $ 12 miliar dari pembayar pajak Indonesia.

Sekretaris Jenderal partai itu, Hinca Panjaitan, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa partai itu juga akan menuntut editor situs web dan penulis bagian yang disengketakan, John Berthelsen.

Dalam artikelnya, “Pemerintahan SBY Indonesia: ‘Konspirasi Kriminal Luas’”, Berthelsen mengutip laporan penyelidikan 488 halaman yang diajukan ke Mahkamah Agung Mauritian yang menuduh pemerintahan Yudhoyono dan Demokrat terlibat dalam kasus Bank Century yang terkenal yang diduga menghasilkan jutaan dolar dalam kerugian negara.

Bank Century, Berhelsen mengutip laporan itu, “diduga telah menjadi tempat penyimpanan ratusan juta dolar yang dikendalikan oleh Yudhoyono, yang dikenal secara universal sebagai SBY, dan Partai Demokrat, yang dia tuju.”

Pada hari Sabtu pagi, artikel itu diturunkan.

Hinca membantah klaim yang dibuat dalam karya Berthelsen, mengatakan bahwa berdasarkan laporan investigasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), komite khusus Dewan Penyelidikan yang menyelidiki kasus Bank Century dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tidak ada indikasi transfer uang ke Yudhoyono dan partainya atau bahwa mantan presiden telah mencuci $ 12 miliar.

Dia juga menunjukkan bahwa dalam laporan tahun 2017 tentang Bank Century yang ditulis oleh penulis yang sama, Berthelsen tidak menyebutkan SBY dan Demokrat.

Menggugat Asia Sentinel dan partai yang menggoreng isu ini

“Karena laporan itu penuh dengan kebohongan dan fitnah, kami akan mengajukan gugatan terhadap Asia Sentinel dan editornya, John Berthelsen, serta terhadap partai-partai Indonesia yang berpartisipasi dalam menyebarkan cerita palsu,” kata Hinca.

Asia Sentinel mengatakan bahwa Demokrat tidak membuat tuntutan langsung mengenai cerita itu dan bahwa itu akan bertahan dengan pelaporannya.

“Kami yakin bahwa kami dapat mempertahankan apa yang telah kami tulis. Kami sementara menurunkan artikel karena kami sedang mempersiapkan tindak lanjut atas peristiwa dua hari terakhir. Ini akan sampai dalam 24 jam. Kami mendukung laporan kami, ”kata Berthelsen kepada The Jakarta Post melalui email.