Bank BUMN Akan Diintegrasikan Ke Satu EDC

Pemerintah berencana untuk mengintegrasikan layanan electronic data capture (EDC) dari tiga kreditor BUMN – Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Kementerian BUMN mengatakan pemegang kartu ATM bank akan dapat melakukan transaksi melalui perangkat EDC terpadu tanpa membayar biaya apapun.

“Tidak ada biaya untuk transaksi EDC,” kata menteri tenaga menteri yang bertanggung jawab atas jasa keuangan, survei dan konsultasi, Gatot Trihargo, di Jakarta, Senin, seperti dilansir kompas.com.

Dengan integrasi layanan EDC, masing-masing pedagang hanya membutuhkan satu perangkat EDC [untuk transaksi melalui salah satu dari tiga bank milik negara tersebut], Gatot mengatakan, menambahkan bahwa perangkat EDC yang tidak terpakai akan dikumpulkan untuk didistribusikan ke pedagang lain, yang bukan namun menggunakan perangkat semacam itu.

Gatot menjelaskan bahwa prinsip integrasi EDC serupa dengan integrasi ATM pemberi pinjaman BUMN menjadi ATM Link, yang terbukti dapat mengurangi biaya dan kebutuhan investasi, karena kreditur menghabiskan lebih sedikit uang untuk ATM.

“Kami memiliki 60.000 ATM tahun ini, tersebar di berbagai daerah. Kami tidak akan membeli lebih banyak ATM. Jumlah EDC adalah 300.000 atau lebih, “tambahnya.

EDC sendiri sudah menjadi salah satu fasilias yang banyak digunakan oleh pedagang yang memudahkan pilihan pembayaran bagi para pembelinya. Ini membuat pembayaran lebih mudah karena dapat menerima pembayaran debit, dimana ini lebih umum digunakan oleh kebanyakan orang Indonesia ketimbang kartu kredit.

Tentang rencana penggabungan layanan EDC untuk Bank BUMN ini tentunya akan memudahkan bagi para pengguna bank tersebut karena nantinya hanya perlu satu mesin EDC dan dapat menerima pemebayaran dari satu mesin saja.